Penyandraan |
PERISTIWA MADIUN (PKI)
Pada waktu indonesia berjuang melawan belanda dengan perjuangan bersenjata maupun diplomasi setelah kemardekaan, bangsa kita harus menghadapi pemberontakan PKI Madiun.
Para pemimpin pemberontakan ini di antaranya Amir Syarifudi dan Muso.
Amir Syarifudin adalah mantan Perdana Menteri dan menandatagani Perjanjia Renvill.Ia merasa kecewa karena kabinetnya jatuh kemudian membentuk Front Demokresi Rakyat ( FDR ) pada tanggal 28 juni 1948 dan melakukan pemberontakan di Madiun 1948.
Muso adalah tokoh PKI yang pernah gagal melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1926.setelah gagal ia melarikan diri ke luar negeri.Selanjutnya ia pulang ke Indonesia bergabung dengan Amir Syarifudin untuk mengadakan propaganda-propaganda anti pemerintahan di bawah pimpinan Sukarno-Hatta.
Musso, tokok PKI yang melarikan diri dari Indonesia setelah pemerintah Hindia Belanda menghancurkan pemberontakan PKI pada tahun 1926-1927. Musso bertemu Suripno di Praha bulan Maret 1948. Musso pulang ke Indonesia dengan nama samaran Soeparto dan bertindak sebagai Sekretaris Suripno. Musso tiba di Bukitinggi tanggal 3 Agustus, melanjutkan perjalanan ke Jawa dan bertemu Presiden Sukarno tanggal 11 Agustus di Yogakarta.
Presiden meminta Musso untuk membantu memperkuat negara dalam melancarkan revolusi. Akhirnya Musso disibukkan dengan membakar semangat rakyat untuk menentang kapitalis dan imprealis. Dibalik itu semua Musso memiliki tujuan terselubung yaitu menginginkan Indonesia bersatu dengan Soviet untuk menghancurkan blok imperialis pimpinan Amerika Serikat.
Dalam perjalanan dari Moskow, Musso menulis tentang program revormasi di Indonesia dan perubahan – perubahan strategi dan taktik gerakan komunis. Musso walau sebagai agen komunis Soviet, sangat dipengaruhi oleh doktrin dan pengalaman praktis komunis Cina, Belanda dan Cekoslowakia, yang meskipun tetap memelihara hubungan baik dengan Uni Soviet namun tidak semata-mata patuh pada perintah Moskow (Evimova, 2010). Demi mewujudkan itu Musso memberikan thesisnya dalam sebuah rapat PKI 26-27 Augustus 1948 yang berjudul “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”
Kebijakan Musso “Jalan baru” yang disampaikan pada kongres PKI kelima tanggal 26-27 Agustus 1948, isinya adalah sebagai berikut:
Bidang organisasi, harus diadakan perubahan yang raadikal, misalnya mengembalikan kedudukan PKI sebagai pelopor kelas Buruh dan PKI harus mendapat kekuatan terbesar dalam pimpinan Revolusi Nasional.
Bidang politik, kaum komunis harus ingat akan anjuran Lenin bahwa persoalan pokok dalam setiap revolusi adalah soal kekuasaan negara. Tentang front nasional, kaum komunis telah lalai dalam mengadakan front tersebut sebagai persatuan antara rakyat yang progresif dan anti imerialis daengan kelas burug sebagai pemimpinnya dan kaum tani sebagai sekutu kelas buruh.
Bidang ideologi, tiap anggota komunis diwajibkan membaca dan mempelajari teori-teori Marx, Engel, Lenin dan Stalin.
Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun tokoh-tokoh PKI memproklamirkan berdirinya Republik Soviet Indonesia. Pihak Republik harus melawan pemberontakan Front Demokrasi Rakyat FDR/PKI di Madiun tahun 1948 oleh Muso bersama Amir Syarifuddin yang kini bergabung dengan Muso setelah tersingkir dari pemerintahan. Kekuatan bersenjata FDR/PKI di dukung oleh tentara yang sebagian sakit hati akibat program Re-Ra (Restrukturisasi & Rasionalisasi).
Program Re-Ra ini merampingkan jumlah tentara, menyatukan komando Laskar-Laskar kedalam satu komando yaitu TNI, serta penurunan pangkat tentara-tentara agar proporsional, bahkan Jendral Soedirman yang merupakan pimpinan angkatan perang juga harus diturunkan pangkatnya menjadi Letnan Jendral (meski setelah wafatnya pangkatnya dinaikan secara anumerta menjadi Jendral penuh).
Cara yang ditempuh PKI di Madiun antara lain:
- Menuntut pembubaran kabinet Hatta
- Melakukan fitnah terhadap kabinet Hatta
- Membentuk Front Nasional
- Melakukan politisasi terhadap tentara Indonesia yang berhasil dipengaruhi dengan doktrin ideologi komunis, melalui Pepolit dan Pembentukan TNI Masyarakat
- Melakukan pemogokan kerja dan demonstrasi
- Menjadikan Solo sebagai Wild West untuk mengalihkan keadaan
- Penculikan terhadap tokoh yang dianggap berbahaya bagi PKI seperti Kolonel Sutarto dan Dr. Muwardi
- Jatuhnya korban jiwa dari rakyat dan tentara
- Upaya dalam pembentukan tentara yang professional semakin menguat
- Kondisi yang kacau dimanfaatkan Belanda untuk melakukan agresi militer Belanda ke-2
- Politik Amerika Serikat menjadi lebih pro dengan Indonesia dikarenakan simpati terhadap upaya Indonesia dalam membendung paham komunis yang selama ini menjadi musuh dari Amerika Serikat
0 Komentar