Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial (social mobility)? Secara umum, pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi status sosial seseorang atau sekelompok orang di dalam suatu struktur sosial masyarakat.
Pendapat lain mengatakan, mobilitas sosial adalah suatu bentuk dinamika dalam struktur sosial dimana terjadi pergerakan dan perubahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari satu lapisan ke lapisan lainnya di dalam masyarakat.
- Perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah.
- Dialami oleh manusia, baik secara individu maupun berkelompok.
- Terjadi dampak sosial terhadap kelas sosial yang diperoleh individu atau kelompok.
Agar lebih memahami apa itu mobilitas sosial, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
Menurut
Paul B. Horton, pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak
pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
2. Kimball Young dan Raymond W. Mack
Menurut
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi
suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara
individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
3. Robert M. Z. Lawang
Menurut
Robert M. Z. Lawang, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi sosial
seseorang atau sekelompok orang dari suatu lapisan ke lapisan sosial
lain atau dari dimensi satu ke dimensi lain.
4. Michael S. Bassis
Menurut
Michael S. Bassis, pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan ke
atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status sosial
seseorang dalam masyarakat.
5. H. Edward Ransford
Menurut H. Edward Ransford, mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.
Jenis-Jenis Social Mobility
Social mobility dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Adapun jenis-jenis mobilitas sosial adalah sebagai berikut:
A. Mobilitas Vertikal
Mobilitas
vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami oleh individu
atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Jenis mobilitas
ini memiliki dua bentuk utama, yaitu;
1. Mobilitas Vertikal ke Atas (social climbing)
Social climbing
adalah peningkatan status sosial seseorang atau sekelompok orang ke
lapisan atas. Contoh; Seorang guru di sebuah SMA diangkat menjadi kepala
sekolah karena memenuhi persyaratan.
2. Mobilitas Vertikal ke Bawah (social sinking)
Social sinking
adalah penurunan status sosial seseorang atau sekelompok orang dari
lapisan atas ke lapisan bawah. Contoh; Seorang kepala sekolah di sebuah
SMA diberhentikan secara tidak hormat dan dipenjara karena melakukan
pelanggaran berat dalam melaksanakan tugasnya.
B. Mobilitas Horizontal
Mobilitas
horizontal adalah perpindahan status sosial yang dialami oleh individu
atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain,
tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam social
mobility yang dialaminya.
Contoh;
Seseorang yang berkewarganegaraan Inggris mengganti kewarganegaraannya
menjadi warga negara Indonesia. Perubahan kewarganegaraan tersebut
termasuk bentuk gerak sosial karena tidak mengubah status sosialnya.
Dalam mobilitas horizontal terdapat dua bentuk yang berbeda, yaitu:
1. Mobilitas Social Geografis
Bentuk social mobility
ini adalah perpindahan individu atau sekelompok orang dari suatu daerah
ke daerah lainnya. Misalnya melalui proses migrasi, transmigrasi,
urbanisasi.
2. Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas
antargenerasi adalah social mobility yang terjadi pada dua generasi
atau lebih yang ditandai dengan adanya perubahan taraf hidup dalam suatu
generasi. Mobilitas antargenerasi masih dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu;
- Mobilitas intragenerasi, yaitu perpindahan status sosial pada individu atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh; Pak Adjo adalah seorang karyawan kecil. Karena ketekunan dan kerja kerasnya, ia kemudian memiliki usaha sendiri yang cukup sukses
- Mobilitas intergenerasi, yaitu perubahan status atau kedudukan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi. Contoh; Pak Adjo seorang penarik becak yang hanya lulusan SD menyekolahkan anaknya hingga sarjana dan berhasil menjadi seorang pengusaha.
Karakteristik Mobilitas Sosial
Social mobility dapat terjadi secara berkesinambungan. Berikut ini adalah beberapa karakteristiknya:- Gerak sosial melibatkan individu atau sekelompok orang dalam masyarakat.
- Perpindahan sosial dapat dilakukan secara individual, namun seringkali melibatkan banyak pihak. Misalnya perkembangan suatu negara secara umum yang mempengaruhi taraf hidup banyak warganya.
- Struktur sosial suatu masyarakat akan mempengaruhi sulit tidaknya individu atau sekelompok orang untuk melakukan social mobility.
- Perpindahan sosial dapat menimbulkan ketegangan dan kecemasan bagi individu atau sekelompok orang yang akan kehilangan hak-hak yang dimiliki ketika terjadi penurunan status.
- Mobilitas sosial ditandai dengan terjadinya perubahan struktur sosial yang seringkali mempengaruhi hubungan antar individu dan kelompok.
Dampak Social Mobility
Social
mobility akan menyebabkan terjadinya berbagai penyesuaian yang
menimbulkan konflik. Adapun beberapa dampak mobilitas sosial adalah
sebagai berikut:
1. Dampak Positif- Memotivasi seseorang untuk lebih berusaha pindah dari suatu strata ke strata lainnya yang lebih tinggi. Hal ini akan mendorong seseorang untuk untuk berprestasi agar mendapatkan status sosial yang lebih baik.
- Terjadi perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik dengan lebih cepat. Contoh; masyarakat agraris mengalami perubahan ke masyarakat industri.
- Terjadinya peningkatan integrasi sosial di tengah-tengah masyarakat. Contoh; seseorang yang berpindah status sosial akan menyesuaikan diri dengan berbagai norma, nilai-nilai, dan gaya hidup yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial baru tersebut.
- Gerak sosial akan menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat. Konflik tersebut dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu;
> Konflik antar kelas, yaitu konflik yang terjadi antar kelas sosial yang berbeda karena terjadi perbedaan kepentingan.
> Konflik antar kelompok sosial, yaitu konflik yang terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Contohnya; konflik antara kelompok sosial tradisional dengan kelompok sosial modern.
> Konflik Antargenerasi, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dan nilai-nilai antara masing-masing generasi dimana salah satu generasi ingin melakukan perubahan. - Rasa solidaritas di dalam diri setiap individu akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena setiap individu yang berubah status sosialnya melakukan penyesuaian diri dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial baru tersebut agar diterima.
- Social mobility dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, terutama bila mengalami penurunan status sosial. Misalnya; rasa gelisah dan takut, frustasi atau putus asa karena tidak bisa meningkatkan status sosialnya.
Faktor pendorong mobilitas sosial
Sistem stratifikasi sosial yang terbuka, mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat tersebut, antara lain sebagai berikut:
Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan
Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan pada masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apartheid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.
Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
Contoh: jumlah anggota DPR yang dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikkan status sosialnya menjadi anggota DPR.
Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.
Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.
Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.
Beberapa bentuk mobilitas sosial
Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.
Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).
Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)
Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama
Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.
Contoh: Nelson Piquet Jr. dipecat dari tim Renault karena gagal meraih poin di F1 2009.
Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas intragenerasi
Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.
Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
0 Komentar