BUNG KARNO ANTI AMERIKA

Soekarno

Kita semua tahu sikap Bung Karno yang anti Amerika, namun jarang yang tahu alasan yang melatarbelakangi sikapnya itu. Mungkin kutipan ini bisa membuka wawasan kita tentang sikap si Bung Besar itu, yang saya kutip dari buku Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams.
...

Aku sering mendapat pertanyaan tentang sikapku yang katanya anti Amerika. Bertahun-tahun lamanya aku sangat ingin menjadi sahabat Amerika, akan tetapi sia-sia. Amerika berkali-kali menyalahartikan bantuan asing dengan persahabatan. Amerika, aku memerlukan pengertianmu. Aku berteriak-teriak untuk itu. Dan bukan karena ingin sesuatu darimu. Tentu aku memerlukan bantuanmu. Aku tidak bisa berdiri sendiri. Aku tidak ingin berdiri seorang diri. Aku sudah berulang-ulang meminta pengertian Amerika, bukan dollarnya. Akan tetapi aku tidak akan mengemis-ngemis untuk itu.

Kemana pun aku berkunjung aku dibanjiri dengan cahaya dan sorak gembira, disambut dengan resepsi yang cemerlang dan disiram dengan pujian. Ini diadakan tidak justru karena Soekarno, melainkan oleh karena bangsa-bangsa ini menunjukkan penghargaan terhadap tanah airku.

Di Moskow, 150 orang barisan musik menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' sebagai penyambutan terhadap kedatanganku di lapangan terbang, sungguh pun aku datang dengan sebuah pesawat Amerika. Pemandangan ini menyebabkan mataku berlinang-linang karena bangga. Bangga karena negeri kami sudah sampai mendapat penghormatan yang demikian. Peking menyambut kedatanganku dengan pawai besar dan tembakan penghormatan. Orang-orang yang bersama-sama denganku pun merasa bangga kepadaku. Bangga karena bangsa kami yang telah diinjak-injak telah mengambil tempatnya, berdiri diantara bangsa-bangsa yang besar.

Dan sekarang, rakyat Amerika, aku bertanya kepadamu, mengapakah Eisenhower tidak memberikan penghormatan yang demikian kepadaku? Mengapa Presidenmu menolakku dengan kasar? Mengapakah Presidenmu dengan sengaja menampik dan menghinaku? Aku diundang ke Washington di tahun 1960. Eisenhower tidak datang menyambut kedatanganku di lapangan terbang, baiklah. Dia tidak menyongsong kedatangku di pintu Gedung Putih, kukira untuk ini aku masih bisa berkata, baiklah. Akan tetapi ketika dia membiarkan Presiden Republik Indonesia menunggu di luar di ruang tunggu, menantikan dengan tidak sabar, perbuatannya ini sungguh-sungguh keterlaluan.

Aku menunggu dan menunggu. Akhirnya, setelah berlalu hampir satu jam, dengan tajam aku menyampaikan kepada kepala protokol, "Apakah saya harus menunggu lebih lama lagi? Oleh karena, kalau harus begitu, saya akan berangkat sekarang juga".


Orang itu pucat. "Saya mohon dengan sangat...kiranya Tuan dapat menunggu barang satu menit", katanya gugup dan berlari ke dalam. Kemudian keluarlah Eisenhower. Dia tidak minta maaf. Bahkan tidak berusaha menyampaikan ketika pada akhirnya aku diiringkan masuk.

Akan tetapi, pada waktu Eisenhower hendak memikat hati negara Arab, dia menyambut Raja Arab dengan segala kemegahan, sekalipun Raja itu mengunjungi Amerika secara tidak resmi, melainkan hanya untuk memasukkan anaknya ke rumah sakit. Eisenhower memerlukan sang Raja pada waktu itu. Soekarno tidak diperlukannya. Dalam pikirannya dia hendak memberi pelajaran pada Soekarno, oleh karena Soekarno dalam cara berfikir dan bercita-cita berani bersikap sebagai orang yang sama derajatnya.

Dua kali Eisenhower menghinaku dimuka umum. Ketika dia berada di Manila, boleh dikatakan dia sudah berada ditepi pagar rumahku, dia menolak untuk mengunjungi Indonesia. Jangan ada orang Amerika yang berkata, bahwa Soekarno hanya menerima tamu para pemimpin negara Komunis. Belum ada satu Presiden Amerika Serikat menginjakkan kakinya diatas bumi kami, sungguh pun berkali-kali menyampaikan undangan.

Presiden Kennedy berjanji akan datang ke Indonesia di musim semi tahun 1964. Aku begitu gembira, sehingga aku membentuk suatu team arsitek dan insinyur untuk mendirikan gedung tamu agung sebagai penyambut kedatangannya, terletak dalam lingkungan pekarangan Istana. Sungguh sayang, Kennedy yang dinanti-nanti tak kunjung datang.

...