Penanda tanganan Teks Proklamasi.



Pada mulanya penandatanganan teks Proklamasi tidak berjalan lancar. Bung Karno menghendaki agar semua yang hadir turut menandatanganinya sebagai wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia dari berbagai penjuru tanah air. Sebagai Bapak beliau ingin membagi rata sepotong kue kepada putra-putinya. Sementara di antara mereka yang hadir terdapat mereka yang terbiasa dan “karatan” dalam sistem aparat kolonial. Banyak juga diantara hadirin patut diragukan ketegasan pemihakan serta sikap politik mereka. Karena itu Sukarni mengusulkan agar penandatangannya cukup dilakukan oleh enam orang saja.


Terjadilah perdebatan panjang dalam hal penandatanganan teks ini, tiba-tiba Chaerul saleh, yang datang kemudia di pertemuan ini yang diadakan di kediaman Laksamana Maeda, bangkit dan tegas berkata dengan suara baritonnya yang sudah mulai serak, karena begadang: “Sudahlah, cukup Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatangani Proklamasi ini”.

Kata-kata Chaerul Saleh ini ternyata menjadi palu yang dijatuhkan ke meja sejarah pada pukul 05.00 pagi pada tanggal 17 Agutustus

1945

Posting Komentar

0 Komentar