Memperingati Hari Kelahiran Sang Patriot Kapten (CZI) Anm Pierre Tendean (21 Februari 1939-1 Oktober 1965)



Pierre, seorang prajurit muda yang usianya memang tidak panjang, namun 1/3 perjalanan hidupnya terhitung masa taruna tahun (1958-1961) kemudian menjadi perwira sejak (1961- gugur 1965 ) telah Pierre abdikan untuk negeri tercinta, segala risiko dan tugas2 di medan yang berat Pierre siap sedia menghadapinya, sejak masih taruna muda berpangkat kopral taruna tahun 1959 Pierre sudah merasakan medan pertempuran penumpasan PRRI di Sumatera Barat.

Tugas-tugas yang dijalaninya selama pengabdian yang singkat di TNI tidak bisa dikatakan ringan, kurang lebih hanya 6 bulan Pierre bertugas di Markas Batalyon Zipur I/Kodam Bukit Barisan, Pierre harus menerima tugas baru mengikuti kursus pendidikan intelijen di Pusdikintel Bogor, untuk persiapan penugasan penyusupan dalam rangka Operasi Dwikora. Penugasan yang sangat berisiko karna pihak lawan dibackingi oleh Inggris, benar saja Pierre memang hampir meregang nyawa masa penugasan ini, sewaktu operasi infiltrasi yang terakhir ia lakukan di tengah laut Pierre dan kawannya dikejar oleh kapal perang tentara Inggris, Pierre memutuskan turun dari speadboatnya mau tidak mau berenang sangat jauh dan lama untuk meloloskan diri dari kejaran tentara Inggris. Satu tahun lamanya Pierre bertugas di medan juang Dwikora ini, kemudian Pierre ditarik menjadi ajudan Jenderal A.H.Nasution .


Pengabdiannya berlanjut dan berakhir di penugasan yang justru dinilai tidak berisiko ini, meski Pierre awalnya kurang berkenan namun sebagai prajurit Pierre pantang menolak tugas, pengabdiannya tetap utuh, Pierre merelakan dirinya menjadi perisai sang atasan Jenderal A.H.Nasution. Pierre tidak takut terhadap segala risiko tugas sebagai prajurit, pernah ia berkata begini ke kawan yang mengingatkan ramalan masa taruna bahwa pangkatnya hanya sampai kapten, Pierre jawab dengan enteng " hahaha, aku jadi pahlawan Le, rapopo, aku rela mengabdi negara."

Posting Komentar

0 Komentar