MENJALANKAN MANDAT SUKARNO

Soeharto

"MENJALANKAN MANDAT SUKARNO."

Desember 1961, Pemerintah Indonesia menjawab kebebalan Belanda soal Irian Barat dengan “menjawab Belanda dengan Meriam”. Suharto sendiri, terhitung mulai 1 Januari 1962, pangkatnya naik menjadi Mayor Jenderal dan menjadi Panglima Komandao Mandala.

-

Tak berselang lama setelah pengangkatannya itu, Presiden Sukarno memberikan mandat kepada Suharto untuk melaksanakan kampanye militer di Irian Barat (Papua) dan memberinya tenggat waktu selama 7 bulan, bahwa Merah Putih harus sudah berkibar di Irian Barat pada 17 Agustus 1962.

-

“Harus kamu laksanakan” perintah Bung Karno.

-

“Akan saya lakukan. Tetapi saya betul-betul minta jaminan bahwa dengan begitu Irian bisa masuk jadi wilayah kita,” Jawab Suharto.

-

Mendapatkan mandat itu, Suharto berpikir keras dan segera menyusun strategi. Operasi infiltrasi pun segera dilakukan melalui laut dan udara, dengan tujuan mengenal medan, mengetahui kedudukan musuh.

-

Hal itu sengaja ditunjukkan kepada Belanda, bahwa seolah-olah pihak Indonesia akan melakukan operasi penyerbuan dengan melakukan pendaratan secara konvensional pada satu tiik. Sebuah strategi untuk mengecoh.

-

“Untuk menghindari intaian Belanda, saya drop infiltrasi udara. Dengan demikian akhirnya pasukan Belanda terikat. Kalau ada pasukan Belanda yang minta bantuan, dengan sendirinya ia meminta cadangan tentara yang ada di Biak dan Holandia (sekarang Jayapura), sehingga taktik menarik pasukan Belanda ke depan, nyata berhasil, menguntungkan kita. Dengan demikian saya sudah bisa menentukan, besar kekuatan musuh dan di mana saya harus melakukan gerakan selanjutnya” cerita Suharto dalam bukunya “Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya.”

-

Dalam kesempatan yang berbeda, strategi yang dilakukan Suharto sempat mendapatkan kritikan. “Mengapa pasukan pilihan, RPKAD (Kopassus) digunakan untuk infiltrasi? Dengan begitu, bukankah kita rugi?” ceritanya.

-

Menurut Suharto, strategi menurunkan RPKAD itu untuk mengetahui musuh, mempelajari keadaan medan yang sebenarnya, memecah konsentrasi militer Belanda dan memaksa mereka menggunakan kekuatan cadangannya ke garis depan.