Benny Moerdani Pimpin Operasi Naga di Irian Barat

Benny Moerdani Pimpin Operasi Naga di Irian Barat, Pakai Strategi 'Kucing-kucingan' Hadapi Belanda

Benny Moerdani

Operasi Naga merupakan operasi militer yang dilancarkan Indonesia dalam rangka pembebasan Irian Barat

Usai Presiden Soekarno mengumumkan Trikora pada 19 Desember 1961 dan membentuk Komando Mandala yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto, Operasi Naga inipun dilancarkan
Operasi lewat jalur udara ini awalnya merupakan hal yang mustahil.
Faktanya, saat itu belum ada satupun operasi udara yang berhasil dilancarkan di Irian Barat.
Pasukan yang pernah diterjunkan ke wilayah itu selalu hilang 100 persen.
Alhasil, tidak ada perwira senior yang berani memimpin Operasi Naga.
Namun, Benny Moerdani bersedia memimpin operasi tersebut, padahal pangkatnya masih belum cukup untuk memimpin unit kesatuan besar.
Operasi Naga sendiri sebenarnya dirancang oleh Benny Moerdani yang masih berusia 29 tahun.
Benny Moerdani berani menyasar Merauke sebagai target operasinya.
Pagi itu, Sabtu 23 Juni 1962 sebanyak 213 anggota pasukan diterjunkan untuk melancarkan Operasi Naga.
Pasukan penerjun dalam Operasi Naga itu lompat dari tiga pesawat Hercules.
Namun, penerjunan tersebut justru kacau balau.
Karena mereka terjun ke Merauke tanpa tahu bagaimana kondisi medan disana. Apalagi saat penerjunan kondisinya masih gelap.

Seorang Letnan Satu Ben Mboi tergantung 10 meter dari tanah setelah menerabas cabang-cabang pohon. Ben Mboi bisa selamat setelah memotong ikatan payung dan memakai tali untuk turun.

Ben Mboi adalah salah satu anggota pasukan yang selamat, banyak dari temannya justru tewas tergantung atau terjebak di rawa.

Sementara itu, Benny Moerdani masih tersangkut di pohon kemiri namun berhasil turun

Dan akhirnya diketahui, tiga pesawat Hercules yang membawa mereka salah memilih tempat penerjunan. Pasukan Operasi Naga justru terjun 30 kilometer di utara titik target.

Ada sebuah sungai yang disangka Merauke ternyata itu adalah Sungai Kumbai.

"Petanya masih peta lama, buatan 1937," kata Ben Mboi dalam buku 'Benny Moredani Yang Belum Terungkap'
Ben Mboi akhirnya bisa berkumpul dengan sembilan temannya satu hari kemudian. Mereka terpisah dengan Benny Moerdani.

Di sisi lain, Benny Moerdani sudah mengumpulkan pasukannya sebanyak 60 orang dengan peralatan komunikasi dan cadangan mesiu yang cukup.

Benny Moerdani memimpin pasukan baret merah Kopassus yang dulu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Sedangkan Kapten Bambang Soepeno memimpin pasukan baret hijau alias Raiders 530.

Benny Moerdani dikenal punya kelebihan dalam merencanakan komunikasi yang solid antarpasukan.

Kapten Abdul Rachman Ramly yang ditugaskan Benny Moerdani sebagai operator di Pos Komando Laha di Luar Ambon, selalu menerima setiap berita yang dikirim dari Merauke.

Komunikasi tersebut berjalan baik. Setiap saat pasukan Operasi Naga bisa berhubungan untuk menyampaikan laporan atau minta bantuan tambahan, mesiu, dan logistik.

Selain dengan Abdul Rachman, Benny Moerdani juga berkomunikasi dengan milisi pro-Indonesia di Papua, Labula.
Tugasnya yaitu untuk menghapus jejak atau menyediakan makanan secara sembunyi-sembunyi di hutan.
Pada hari kedua setelah penerjunan, Benny Moerdani dibuat kaget setelah radio Australia menyiarkan soal adanya tiga pesawat Hercules yang menerjunkan pasukan di Merauke.

Bahkan, jumlah pasukan dan nama-nama pemimpinnya ikut disebut, termasuk Benny Moerdani.

Dengan kata lain, operasi rahasia Pasukan Naga ini telah bocor.

Beberapa hari kemudian, pasukan Benny Moerdani diserang marinir Belanda yang menaiki dua perahu motor.

Benny Moerdani dan pasukan Operasi Naga berpindah-pindah serta bersembunyi di dalam hutan.

Ben Mboi menyebut bahwa Benny Moerdani tak berpikir secara sistematis.

"Di medan tempur tidak ada aturan yang tepat atau pasti. Semuanya adalah masalah eksekusi," ujarnya.

Menurut Ben Mboi, Benny Moerdani memakai strategi kucing-kucingan kala itu.

"Kalau bertemu, ya bertempur. Kalau tidak, ya kucing-kucingan," kata ben Mboi.

Namun strategi ini terbukti berhasil.

Menurut Ben Mboi, Pasukan Operasi Naga diterjunkan bukan untuk perang melainkan sebagai umpan.

Tujuannya agar konsentrasi pasukan Belanda yang ada di Biak terpecah.

Serangan dua kapal motor ternyata hanya awal untuk Benny Moerdani. Seminggu kemudian, saat ia dan pasukan Operasi Naga sedang istirahat di Sungai Kumbai, Marinir Belanda kembali menyerbu.

Benny Moerdani tak pernah menduga bakal terjadi pertempuran jarak dekat saat itu. Benny Moerdani pun hampir tewas saat rompi rimbanya tertembak.

Operasi Naga berakhir pada 15 Agustus 1962 setelah adanya New York Agreement.

Saat itu Amerika Serikat memaksa Belanda menyerahkan Irian barat ke Indonesia. Belanda menyerah karena merasa tidak akan menang bila bertempur melawan Indonesia di Papua.

Adapun korban gugur Operasi Naga adalah sebanyak 36 orang dan 20 lainnya hilang. Jumlah itu kurang dari perkiraan awal.

Sebelumnya, Mayor Jenderal Soeharto sempat berkata bahwa pasukan Operasi Naga diperkirakan gugur 60 persen dan kembali 40 persen.

Operasi Naga yang semula mustahil itupun akhirnya berbuah manis.








Posting Komentar

0 Komentar